5 koreksi penggunaan bahasa indonesia

 

EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. Peran EYD yakni sebagai pedoman umum bagi para pengguna Bahasa Indonesia. Siapa pun, kapan pun, dimana pun menggunakan EYD secara benar dan baik, maka harus mengacu pada EYD yang sesuai dengan Undang-Undang dan Pancasila. Meski saat ini EYD sudah berganti menjadi PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)Sedangkan PUPI (Pedoman Umum Pembentukan Istilah) adalah istilah yang digunakan dalam Bahasa Indonesia yang mengatur tata cara penulisan istilah dan cara memenggal kata dengan tepat untuk mengungkapkan konsep , proses , keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.

 

Ya kira-kira begitu jika pembaca ingin mempelajari menggunakan Bahasa Indonesia dengan benar. Pembaca bisa menemukan pedoman-pedoman Bahasa Indonesia melalui situs Badan Bahasa Kemendikbud (badanbahasa.kemdikbud.go.id_).  Namun di blog ini, penulis nggak membahas pedoman-pedoman itu karena bisa dicari sendiri J .  Di era global yang semakin meluas ini, semakin sedikit orang-orang yang memperhatikan penggunaan bahasa yang benar dan tepat, baik itu dalam pengucapan maupun dalam penulisan. Jadi  blog pertama ini, penulis ingin memberikan wawasan 5 koreksi penggunaan bahasa indonesia yang tepat kepada pembaca, happy Reading.

 

 

  1. Ubah atau rubah ?

 

Dalam bahasa formal atau informal, sering kata ini dieja dengan kata rubah atau merubah, padalah ketika kata ini diberi imbuhan me-, maka kata yang terbentuk adalah mengubah (me+ubah=meng+ubah). Jadi bukan merubah karena merubah bisa berarti menjadi (seperti binatang) rubah.

 

  1. Pasca atau paska?

 

pasca merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta dan dalam penulisannya mesti digabung karena termasuk bentuk terikat. Ada juga penulisan yang menggunakan tanda strip () seperti pasca-SBY, maksudnya setelah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono; pasca-SBMPTN, setelah ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Selain itu, bedakan penulisan pascatsunami dengan pasca-Tsunami Aceh. Pascatsunami, penulisannya dirangkai karena tsunami yang dibahas merupakan kejadian alam yang umum sedangkan pasca-Tsunami Aceh lebih khusus.

 

  1. Absensi atau presensi.

 

Absensi disadur dari Bahasa Belanda (absent), berarti tidak hadir atau tidak masuk. Jadi, kurang tepat  kita menggunakan absensi digabung dengan kehadiran (absensi kehadiran) karena akan menjadi arti yang saling bertentangan.   Namun begitu, penggunaan kata mengabsen (pemanggilan daftar hadir agar tahu mana yang hadir dan tidak) atau absensi (daftar ketidakhadiran) sah-sah saja digunakan.

Sinonim presensi : hadir, masuk.

Antonim presensi : mangkir,bolos, perlop,madol,tidak hadir

 

 

 

 

 

  1. Acuh

 

Kata “acuh” sering disalahartikan. acuh itu berarti cuek dan tidak perhatian. Padahal menurut kamus, acuh itu berarti peduli; hirau; ingat; indah; hisab. Jadi kalau kalimat: dia sudah mengacuhkanku lagi berarti dia sudah memedulikan dirinya lagi. Lalu bagaimana dengan frasa acuh tak acuh? Ya, berarti itu berarti peduli-tidak peduli atau terkadang perhatian dan terkadang tidak.

  1. Geming

Kata “geming” juga termasuk yang sering salah penggunaan. Kata ini berarti diam dan tidak bergerak. Jadi kalau kita menemukan kalimat : setelah tertembak peluru dari teroris itu, dia diam tak bergeming  bisa diartikan diam tak diam meski maksudnya itu diam tak bergerak.

 

Bahasan diatas tadi penulis mendapatkannya dari beberapa referensi, pembaca dapat mengaksesnya pada tautan-tautan sumber berikut.

https://www.zenius.net/blog/7077/bahasa-indonesia-salah-kaprah (diakses 11 november 2016 pukul 20.58 WIB)

http://www.kompasiana.com/neiyregenny/beberapa-kesalahan-penggunaan-bahasa-indonesia_552a67e5f17e61fe08d623ca (diakses 11 november 2016 pukul 20.58 WIB)

http://citizen6.liputan6.com/read/2631255/kolom-bahasa-6-kesalahan-dalam-penggunaan-bahasa-indonesia (diakses 11 november 2016 pukul 20.58 WIB)

http://dimasihsanprasetyo.blogspot.co.id/2013/11/makalah-penggunaan-eyd-dan-pemakaian.html

(diakses 11 november 2016 pukul 20.58 WIB)

https://iksanarifmuh.wordpress.com/2014/11/10/ejaan-yang-disempurnakan-eyd/

(diakses 11 november 2016 pukul 20.58 WIB)

https://beritagar.id/artikel/tabik/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar

(diakses 11 november 2016 pukul 20.58 WIB)

http://news.okezone.com/read/2016/08/15/65/1464154/perbedaan-eyd-dengan-puebi

(diakses 11 november 2016 pukul 20.58 WIB)

https://books.google.co.id/books?id=5ANsbFilQiUC&pg=PR7&lpg=PR7&dq=pedoman+umum+pembentukan+istilah&source=bl&ots=lgjtgZafs0&sig=n_PV0Y-ax11vq-uyFS15ly8FNYQ&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=pedoman%20umum%20pembentukan%20istilah&f=false (diakses 11 november 2016 pukul 20.58 WIB)

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.